Kewajiban Puasa Ramadhan dan Tujuannya

Puasa Ramadhan diperintah Allah SWT untuk melaksanakannya supaya mencapai derajat taqwa. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. (QS. Al-Baqarah : 183)
Berdasarkan ayat tersebut di atas dapat dipahami antara lain :
Pertama, Allah SWT mewajibkan puasa kepada orang-orang yang beriman dengan sebutan : “aamanu” bukan “mu’minun” ini artinya diwajibkan puasa itu kepada setiap orang yang telah beriman secara umum, jadi walaupun seseorang itu hanya mengucapkan dua kalimat syahadat, maka dia sudah diwajibkan puasa, karena di dianggap orang yang beriman, sedangkan pengertian “mu’minun” adalah orang yang beriman yang sudah mendarah daging keimanannya kepada Allah SWT. Orang ini sudah barang tentu pasti juga wajib berpuasa.
Kedua, ungkapan ayat tersebut Allah SWT menggunakan kalimat “Kutiba” artinya diwajibkan. Hal ini mengandung arti bahwa puasa itu demi kepentingan hamba-Nya, mendidik hamba-Nya untuk menjadi orang yang bertaqwa.
Ketiga, dalam ayat di atas tidak dijelaskan puasa bagaimana yang diperintahkan itu, karena puasa menurut bahasa adalah : “Imsak” artinya menahan diri dari sesuatu aktifitas. Hal ini Rasulullah SAW menjelaskan tentang puasa yang dimaksud yaitu tidak makan, tidak minum, tidak berhubungan intim suami istri di siang hari Ramadhan dan tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sampai terbenam matahari.
Keempat, Allah menggunakan dengan lafaz “La ‘allakum tattaquun” artinya agar kamu bertaqwa. Di dalam ayat itu ada lafaz “la ‘alla” yang bermakna “attarajji” yaitu sesuati harapan yang dapat tercapai, dan tentunya dapat diketahui tiap-tiap harapan pasti ada yang dapat tercapai, tetapi tidak sedikit yang gagal dan tidak berhasil (inilah makna “tarajji” menurut ilmu nahu) selanjutnya diakhir surat Al-Baqarah ayat 183 itu memakai lafaz “tattaqun” ini merupakan penekanan dan stressing dari suatu ayat secara keseluruhan yang harus dicapai (taqwa).
Puasa yang mencapai derajat taqwa adalah puasa yang bernilai tidak hanya sekedar dahaga saja. Karena ibadah itu ada yang hanya melepaskan kewajiban, dan ada ibadah yang bernilai. Nilai ibadah puasa itu diberikan kepada orang yang menahan lapar, haus, juga mengendalikan liasan dari perkataan sia-sia dan kotor.
Demikian juga telinga dan anggota badan lainnya harus dijaga dari hal-hal mengurangi kemurnian puasa serta mengendalikan hawa nafsu lahir batin untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi. Wallahu A'lam ***** (Drs. H. As'ad Marlan, M.Ag : Guru MAL IAIN dan Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN SU)

Belum ada Komentar untuk "Kewajiban Puasa Ramadhan dan Tujuannya"

Posting Komentar

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel